Interferensi Gelombang

Pengertian Interferensi Gelombang

Salah satu ciri gelombang adalah interferensi. Apabila Anda menjatuhkan dua kerikil ke dalam air, muncul dua gelombang yang menyebar di atas permukaan air. Ketika kedua gelombang permukaan air itu bertemu, keduanya berinterferensi.

Jika Anda dan seorang teman memegang masing-masing ujung seutas tali lalu menggerakan ke atas dan ke bawah secara bersamaan, muncul gelombang yang merambat pada tali tersebut. Ketika kedua gelombang tali bertemu, keduanya saling berinterferensi.

Ada dua jenis interferensi yakni interferensi konstruktif dan interferensi destruktif.

Contoh interferensi konstruktif. Kedua gelombang satu fase sehingga menghasilkan interferensi konstruktif.

Interferensi Gelombang 1

Contoh interferensi destruktif. Kedua gelombang berbeda fase sebesar setengah panjang gelombang sehingga menghasilkan interferensi destruktif.

BACA JUGA  Contoh soal besaran turunan rumus dimensi dan satuan internasional

Interferensi Gelombang 2

Berdasarkan gambar interferensi gelombang tali di atas, gelombang resultan merupakan jumlah aljabar dari simpangan masing-masing gelombang. Hal ini disebut Prinsip Superposisi.

Jika puncak gelombang bertemu puncak gelombang maka puncak gelombang hasil interferensi menjadi dua kali lebih tinggi, demikian juga dengan lembah. Sebaliknya apabila puncak gelombang bertemu dengan lembah gelombang maka keduanya saling menghilangkan sehingga tidak ada gelombang.

Gambar di atas merupakan contoh gelombang satu dimensi misalnya gelombang pada dawai atau senar gitar. Interferensi juga terjadi pada gelombang dua dimensi misalnya gelombang air dan gelombang tiga dimensi yang merambat melalui ruang.

Layangan

Layangan merupakan interferensi dua gelombang yang mempunyai frekuensi berbeda tetapi frekuensinya hampir sama.

BACA JUGA  Hukum Gauss

Contoh layangan yang dialami gelombang bunyi, dihasilkan dua garputala yang mempunyai frekuensi hampir sama. Jika kedua garputala tersebut dibunyikan serentak, muncul sebuah nada bunyi yang keras dan lemah secara bergantian. Frekuensi layangan sama dengan selisih frekuensi masing-masing gelombang bunyi yang saling berinterferensi.

Misalkan kita menggetarkan dua garpu tala secara bersamaan, masing-masing mempunyai frekuensi 250 Hz dan 252 Hz, maka kita akan mendengar sebuah nada bunyi keras dan lemah bergantian dengan frekuensi 2 Hz.

Silahkan nonton percobaan layangan melalui video ini.

Print Friendly, PDF & Email

Eksplorasi konten lain dari Ilmu Pengetahuan

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca