Contoh soal pembahasan Epistasis Hipostasis

Contoh Soal dan Pembahasan Epistasis dan Hipostasis

Mempelajari genetika memerlukan pemahaman yang baik tentang interaksi antara gen dan bagaimana hal ini memengaruhi fenotipe suatu organisme. Dua konsep yang penting dan sering dijadikan bahan pembahasan dalam topik genetika adalah epistasis dan hipostasis. Artikel ini akan menjelaskan kedua konsep ini dengan memberikan contoh soal serta pembahasan untuk memperjelas pemahaman Anda.

Pengertian Epistasis

Epistasis adalah interaksi antara gen dimana satu gen dapat menutupi atau mengubah ekspresi gen lain. Ini berarti bahwa gen epistatik dapat mempengaruhi penampakan fenotipe yang dihasilkan oleh gen lain. Epistasis sering mempersulit prediksi hasil dari suatu persilangan karena melibatkan interaksi kompleks antar gen.

Jenis epistasis yang umum ditemukan antara lain:

1. Epistasis Dominan : Gen dominan menutupi ekspresi gen lain. Contoh: Satu gen A dominan menghambat ekspresi gen B.
2. Epistasis Resesif : Dua alel resesif pada satu lokus menutupi ekspresi alel dominan pada lokus lain.

Pengertian Hipostasis

Hipostasis adalah fenomena dimana alel dari gen tertentu lebih rendah atau tunduk pada pengaruh gen lain yang epistatik. Dengan kata lain, gen hipospatik adalah gen yang ekspresinya tertutupi atau diubah oleh gen epistatik.

BACA JUGA  Klasifikasi Makhluk Hidup

Contoh Soal dan Pembahasan

Kini, mari kita lihat contoh soal yang melibatkan epistasis dan hipostasis untuk memperkuat pengertian kita mengenai topik ini.

Soal 1: Epistasis Resesif

Sebuah tanaman memiliki dua gen yang mempengaruhi warna bunganya. Gen pertama (gen A) menunjukkan bunga merah bila homozigot dominan (AA) atau heterozigot (Aa), dan bunga putih bila homozigot resesif (aa). Gen kedua (gen B) bertanggung jawab atas pembentukan pigmen, dan akan menyebabkan bunga tidak berwarna (putih) jika homozigot resesif (bb), terlepas dari gen pertama.

Tentukan rasio fenotipe dari persilangan antara dua tanaman dengan genotipe AaBb.

Pembahasan:

Untuk menjelaskan masalah ini, kita harus menyadari bahwa gen B adalah gen epistatik berjenis resesif karena ketika dalam kondisi homozigot resesif (bb), ia menutupi ekspresi gen A.

Langkah-langkah penyelesaian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan gamet yang mungkin : Kedua tanaman (AaBb) dapat menghasilkan gamet AB, Ab, aB, dan ab.

BACA JUGA  Contoh soal pembahasan Pembuahan dan Penyebaran Biji

2. Pembentukan dan analisis kotak Punnett : Menghitung semua kombinasi gamet yang mungkin menghasilkan genotipe:

– AABB, AABb, AaBB, AaBb (Bunga Merah, karena tidak ada ‘bb’)
– AAbb, Aabb (Bunga Putih, karena ‘bb’ menutupi ekspresi gen A)
– aaBB, aaBb (Bunga Putih, karena ‘aa’ tanpa ‘bb’ menghasilkan putih)
– aabb (Bunga Putih, ditutupi dua arah oleh ‘aa’ dan ‘bb’)

3. Rasio fenotipe : Dari analisis kotak Punnett, kita mendapatkan:
– 9 untuk rasio merah dari kombinasi genotipe yang mengandung alel dominan A dan B.
– 7 untuk rasio putih dari kombinasi genotipe lainnya.

Jadi, rasio fenotipe dari persilangan ini adalah 9 merah: 7 putih.

Soal 2: Epistasis Dominan

Misalkan ada dua gen yang mempengaruhi bentuk biji jagung. Gen C untuk bentuk bulat dan gen T untuk bentuk keriput. Gen T adalah gen dominan epistatik yang menutupi ekspresi gen C. Apakah hasil dari persilangan antara CcTt x CcTt?

Pembahasan:

Kesamaan dengan soal sebelumnya, kita harus memperhatikan bahwa gen T adalah dominan epistatik yang akan mempengaruhi gen C.

1. Menentukan gamet yang mungkin : Gamet dari persilangan CcTt dapat berupa CT, Ct, cT, dan ct.

BACA JUGA  Definisi Bioteknologi

2. Membangun kotak Punnett : Mengisi kotak Punnett untuk membuat kemungkinan genotipe:

– C-T- : Apabila genotipe memiliki ‘T’, bijinya akan berbentuk keriput terlepas dari alel C.
– ccT- : Memiliki genotif ‘T’ sehingga biji tetap keriput.
– C-tt : Disini C dapat mengekspresikan bentuk bulat karena ‘tt’.
– cctt : Ini juga mengekspresikan bentuk bulat karena tidak ada “T”.

3. Menghitung rasio fenotipe :
– 9 untuk keriput (kombinasi yang memiliki setidaknya satu ‘T’)
– 7 untuk bulat (kombinasi tanpa ‘T’ aktif)

Dari sini, kita mendapatkan hasil persilangan berupa 9 keriput: 7 bulat.

Penutup

Epistasis dan hipostasis adalah konsep yang sangat krusial dalam sintesis pengetahuan genetika. Memahami bagaimana satu gen dapat menutupi atau mengubah ekspresi gen lainnya dapat membantu kita untuk memprediksi hasil fenotipik dari berbagai persilangan genetik. Dengan memahami dan berlatih menggunakan kotak Punnett dan mengenali pola interaksi gen epistatik seperti yang dicontohkan di atas, Anda dapat memecahkan berbagai masalah genetika dengan lebih baik.

Tinggalkan komentar