Protokol Kesehatan Saat Terbang di Masa Pandemi
Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk cara kita bepergian. Dengan adanya pembatasan perjalanan internasional maupun domestik dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, terbang menjadi salah satu aktivitas yang memerlukan perhatian ekstra. Saat ini, berbagai maskapai dan otoritas bandara telah mengadopsi beragam protokol untuk memastikan keselamatan penumpang. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang protokol kesehatan yang perlu diperhatikan saat terbang di masa pandemi.
### Pengetatan Proses Check-In dan Keamanan
1. Pemeriksaan Kesehatan:
Sebelum melangkah lebih jauh, salah satu langkah awal yang dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan penumpang. Beberapa bandara memberlakukan pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermal scanner. Jika suhu tubuh penumpang melebihi batas yang ditentukan, biasanya sekitar 37,5 derajat Celsius, mereka mungkin tidak diizinkan untuk melanjutkan perjalanan.
2. Tes COVID-19:
Banyak destinasi mewajibkan penumpang untuk menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif sebelum diizinkan masuk. Tes ini biasanya harus dilakukan dalam rentang waktu tertentu sebelum penerbangan, umumnya 48 hingga 72 jam. Selain itu, beberapa negara juga mengharuskan penumpang untuk menjalani tes tambahan setibanya di destinasi.
### Di Bandara
1. Penggunaan Masker:
Penggunaan masker telah menjadi protokol standar di berbagai negara. Di banyak bandara, baik penumpang maupun staf diwajibkan memakai masker sepanjang waktu, mulai dari pintu masuk hingga ke dalam pesawat. Masker medis atau masker KN95/N95 biasanya direkomendasikan karena menawarkan perlindungan yang lebih baik dibandingkan masker kain.
2. Social Distancing:
Bandara telah mengimplementasikan berbagai tanda dan pengaturan tempat duduk untuk memastikan penumpang bisa menjaga jarak aman. Dalam antrean, di ruang tunggu, dan bahkan di pintu gerbang keberangkatan, ada penanda yang membantu penumpang mengatur jarak setidaknya 1-2 meter satu sama lain. Beberapa bandara juga mengatur jumlah penumpang yang diizinkan berada dalam satu area untuk mencegah keramaian.
3. Fasilitas Cuci Tangan dan Sanitasi:
Fasilitas untuk mencuci tangan dan hand sanitizer telah ditingkatkan. Bandara menyediakan banyak stasiun cuci tangan dan dispenser hand sanitizer di berbagai area strategis, seperti di dekat pintu masuk, security checkpoint, ruang tunggu, dan gerbang keberangkatan.
### Di Dalam Pesawat
1. Penataan Tempat Duduk:
Beberapa maskapai menerapkan penataan tempat duduk yang menjaga jarak antar penumpang. Untuk kelas ekonomi, ini bisa berarti kursi tengah mungkin dibiarkan kosong. Namun, karena pembatasan ini mempengaruhi jumlah penumpang yang bisa diangkut, beberapa maskapai menyesuaikan harga tiket untuk menutupi biaya operasional.
2. Sistem Sirkulasi Udara:
Pesawat modern dilengkapi dengan sistem filtrasi udara canggih, seperti High-Efficiency Particulate Air (HEPA) filter, yang mampu menyaring partikel virus. Sistem ini menjamin udara di dalam kabin terus menerus diperbarui setiap beberapa menit, mengurangi risiko penularan virus lewat udara.
3. Penyemprotan Disinfektan:
Maskapai telah memperkuat protokol kebersihan dengan penyemprotan disinfektan di seluruh bagian pesawat secara berkala, terutama di area berisiko tinggi seperti meja lipat, sandaran tangan, dan toilet. Maskapai juga menyediakan kit kebersihan untuk penumpang yang berisi masker tambahan, hand sanitizer, dan tisu desinfektan.
4. Penggunaan Toiletries Pribadi:
Untuk mengurangi kontak langsung dengan fasilitas umum, penumpang dianjurkan membawa perlengkapan pribadi mereka sendiri. Ini termasuk botol air minum, makanan kecil, dan hand sanitizer. Beberapa maskapai telah mengurangi atau menghentikan layanan makan di penerbangan jarak pendek untuk meminimalkan risiko.
### Setelah Pendaratan
1. Proses Disembarkasi:
Penumpang diarahkan untuk keluar dari pesawat secara berkelompok kecil untuk mencegah kerumunan. Penerapan social distancing tetap dijaga hingga penumpang meninggalkan area pengambilan bagasi.
2. Karantina dan Pelacakan Kontak:
Pada beberapa destinasi, penumpang mungkin diwajibkan untuk menjalani karantina selama beberapa hari setelah kedatangan. Ini bisa berupa karantina mandiri di rumah atau di fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Pelacakan kontak juga dilakukan secara lebih ketat, dengan penumpang diminta memberikan informasi kontak untuk kemudahan pemantauan.
### Peran Teknologi Dalam Memfasilitasi Protokol
1. Aplikasi Digital:
Banyak bandara dan maskapai mengembangkan aplikasi digital khusus untuk memudahkan proses check-in dan pelacakan kontak. Aplikasi ini memungkinkan penumpang untuk mengunggah hasil tes COVID-19, mengisi formulir pernyataan kesehatan, dan mendapatkan informasi terkini tentang protokol kesehatan yang berlaku.
2. Boarding Pass Digital:
Penggunaan boarding pass digital juga diterapkan untuk meminimalkan kontak. Penumpang cukup menunjukkan boarding pass digital di ponsel mereka tanpa perlu memberikan dokumen fisik.
3. Teknologi Tanpa Sentuhan:
Beberapa bandara menerapkan teknologi tanpa sentuhan atau “contactless technology” dalam berbagai proses, seperti check-in bagasi, pemeriksaan keamanan, hingga penanganan bagasi. Ini tidak hanya mengurangi kontak fisik tetapi juga mempercepat proses perjalanan.
### Kesimpulan
Bepergian di masa pandemi memang menantang, namun dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, perjalanan udara tetap bisa dilakukan dengan aman. Baik bandara, maskapai, maupun penumpang memiliki peran penting dalam mematuhi protokol kesehatan untuk menekan penyebaran virus. Keselamatan dan kesehatan harus selalu menjadi prioritas utama saat merencanakan perjalanan udara dalam situasi ini.
Dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan, serta adaptasi pada kebiasaan baru, kita dapat menikmati perjalanan udara dengan lebih tenang, sekaligus berperan dalam upaya global melawan pandemi COVID-19.