Perbedaan antara plasma dan serum darah

Perbedaan antara Plasma dan Serum Darah

Darah adalah komponen vital dalam tubuh manusia yang berfungsi mengangkut oksigen, nutrisi, hormon, dan zat-zat lainnya ke seluruh organ dan jaringan. Struktur darah terdiri dari berbagai elemen yang memungkinkan sistem tubuh berfungsi dengan optimal. Ada dua komponen cair utama dalam darah yang sering dibahas dalam bidang kedokteran dan penelitian medis: plasma dan serum. Meskipun seringkali dianggap mirip oleh orang awam, plasma dan serum memiliki perbedaan penting yang signifikan dalam fungsi dan komposisinya. Artikel ini akan menguraikan perbedaan antara plasma dan serum darah serta pentingnya pemahaman tentang kedua komponen ini dalam konteks medis.

Plasma Darah

Definisi dan Komposisi Plasma
Plasma adalah cairan berwarna kuning pucat yang membentuk sekitar 55% dari volume total darah manusia. Plasma terdiri dari sekitar 90-92% air, dengan sisanya terdiri dari protein, garam, enzim, gas, nutrisi, serta produk limbah.

Fungsi Plasma
Plasma berfungsi sebagai mediatur transportasi. Ini membantu membawa berbagai bahan kimia dan zat ke berbagai bagian tubuh. Plasma bekerja untuk:
1. Mengangkut nutrisi dan hormon ke seluruh tubuh.
2. Membawa produk limbah metabolik ke hati dan ginjal untuk dibuang.
3. Membantu dalam pengaturan suhu tubuh melalui distribusi panas.
4. Memiliki protein plasma seperti albumin yang membantu menjaga tekanan osmotik dan volume darah.
5. Mengandung faktor pembekuan darah seperti fibrinogen yang krusial dalam proses hemostasis.

Penciptaan Plasma
Plasma darah diperoleh dari darah utuh yang telah diambil dan kemudian dipisahkan menggunakan centrifuge. Centrifuge adalah perangkat yang memutar sampel darah pada kecepatan tinggi sehingga komponen-komponennya terpisah berdasarkan densitasnya. Sel darah merah dan putih akan terkumpul di dasar tabung, sementara plasma yang lebih ringan tetap di bagian atas.

READ  Peran glukagon dalam regulasi glukosa darah

Serum Darah

Definisi dan Komposisi Serum
Serum adalah cairan yang tersisa setelah darah telah menggumpal (beku) dan faktor pembekuan darah seperti fibrinogen telah dihilangkan. Dengan proses ini, serum kehilangan beberapa komponen penting yang ada dalam plasma tetapi kandungan seperti hormon, elektrolit, antigen, dan protein tetap.

Fungsi Serum
Serum masih mengandung banyak bahan kimia penting yang digunakan dalam tes diagnostik dan penelitian. Fungsi penting dari serum termasuk:
1. Menyediakan informasi diagnostik melalui berbagai tes darah.
2. Mengandung antibodi yang digunakan dalam skrining penyakit dan respons imun.
3. Digunakan dalam produksi medis dan pembuatan vaksin.
4. Digunakan dalam uji klinis untuk memantau kondisi medis atau memahami efek pengobatan.

Penciptaan Serum
Proses penciptaan serum mirip dengan plasma tetapi dengan langkah tambahan. Setelah pengumpulan darah utuh, sampel didiamkan atau ditambahkan agen pembeku untuk memicu koagulasi. Setelah darah membeku, baik plasma maupun komponen seluler seperti sel darah merah, putih, dan trombosit dihilangkan, meninggalkan serum di bagian atas.

Perbandingan Detail antara Plasma dan Serum

Komposisi Kimia
1. Protein dan Faktor Pembekuan:
– Plasma mengandung faktor pembekuan darah (seperti fibrinogen) yang penting untuk proses hemostasis.
– Serum sama sekali tidak mengandung faktor pembekuan ini, karena telah mengalami koagulasi.

2. Elektrolit, Hormon, dan Enzim:
– Baik plasma maupun serum mengandung elektrolit (seperti natrium, kalium, kalsium), hormon, dan enzim dalam proporsi yang hampir sama, tetapi tidak ada peran dalam pembekuan.

Pemanfaatan Klinis dan Laboratorium
1. Uji Diagnostik:
– Plasma sering digunakan dalam uji diagnostik yang memerlukan analisis koagulasi seperti tes PT (Prothrombin Time) atau aPTT (Activated Partial Thromboplastin Time).
– Serum sangat berguna dalam berbagai tes kimia darah seperti tes glukosa, tes fungsi hati, dan berbagai tes imunologi.

READ  Manfaat enzim lipase dalam proses pencernaan

2. Kebutuhan Spesifik:
– Plasma digunakan dalam situasi klinis yang membutuhkan transfusi darah untuk mengatasi perdarahan atau masalah pembekuan.
– Serum digunakan di laboratorium penelitian untuk berbagai eksperimen biokimia.

Metode Persiapan
1. Penggunaan Antikoagulan:
– Plasma diperoleh dengan penggunaan antikoagulan seperti EDTA, heparin, atau natrium sitrat, yang mencegah pembekuan darah selama proses pemisahan.
– Serum diperoleh tanpa penggunaan antikoagulan dan melibatkan pembekuan darah yang alami sebelum pemisahan.

2. Proses Centrifugasi:
– Plasma diperoleh melalui proses centrifugasi langsung setelah penambahan antikoagulan.
– Serum diperoleh melalui centrifugasi setelah proses darah telah membeku dan membentuk trat.

Stabilitas dan Penyimpanan
– Stabilitas:
– Serum dianggap lebih stabil daripada plasma karena tidak mengandung faktor pembekuan yang bisa berubah-ubah serta tahan terhadap pemanasan.
– Penyimpanan:
– Plasma memerlukan penyimpanan pada suhu rendah dan sering membutuhkan penanganan yang lebih hati-hati untuk menjaga stabilitas faktor pembekuan.
– Serum bisa disimpan untuk jangka waktu lebih lama pada suhu dingin atau bahkan beku tanpa mempengaruhi integritasnya.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara plasma dan serum adalah hal yang penting dalam praktikum medis dan penelitian ilmiah. Plasma berperan signifikan dalam proses pembekuan darah dan pengaturan tekanan osmotik serta volume darah. Sebaliknya, serum banyak digunakan dalam tes diagnostik karena tidak mengandung faktor pembekuan, sehingga hasilnya lebih stabil untuk jangka waktu tertentu. Keduanya memiliki kegunaan yang berbeda namun esensial dalam konteks klinis dan laboratorium. Optimalisasi pemanfaatan kedua komponen ini bisa sangat membantu dalam diagnosis, pengobatan, dan penelitian terhadap berbagai kondisi medis. Pemahaman yang, baik tentang plasma dan serum juga meningkatkan kualitas perawatan kesehatan serta penelitian medis yang terus berkembang.

Tinggalkan komentar