Alasan eksistensialisme abad ke-20
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang muncul pada abad ke-20 dan memiliki berbagai alasan untuk eksistensinya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa alasan utama mengapa eksistensialisme menjadi penting dan relevan pada abad ke-20.
1. Pergolakan Perang Dunia I: Salah satu alasan utama eksistensialisme muncul adalah karena dampak yang dirasakan oleh Perang Dunia I. Kekerasan dan kehancuran yang diakibatkan oleh perang ini menciptakan kekosongan dan rasa putus asa dalam masyarakat.
2. Kehilangan Keyakinan: Sebagai akibat dari perang dan kemajuan ilmiah, banyak orang kehilangan keyakinan mereka pada nilai-nilai tradisional dan struktur sosial. Eksistensialisme muncul sebagai respons terhadap kekosongan ini, menekankan pentingnya kebebasan individu dan kesadaran pribadi atas nilai-nilai hidup.
3. Pemikiran Filosofis Baru: Eksistensialisme menyajikan pemikiran filosofis baru yang mencoba menjelaskan sifat manusia dan keberadaannya. Ini termasuk pemikiran akan eksistensi individu sebagai beban, kebebasan untuk menciptakan makna hidup kita sendiri, dan pentingnya pilihan dan tanggung jawab individu.
4. Perbandingan dengan Marxisme: Eksistensialisme juga muncul sebagai reaksi terhadap paham Marxisme yang mendominasi pada saat itu. Eksistensialisme menantang pemikiran Marx tentang kelas dan kondisi sosial sebagai penentu utama kehidupan, dan bersikeras bahwa individu memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi atas tindakan mereka.
5. Pengaruh Sartre dan Camus: Albert Camus dan Jean-Paul Sartre adalah dua nama besar dalam aliran eksistensialisme abad ke-20. Karya-karya mereka, seperti “The Stranger” dan “Being and Nothingness,” mengartikulasikan konsep-konsep eksistensialisme dengan jelas dan mempengaruhi perkembangan aliran ini.
6. Fokus pada Kehidupan dan Kematian: Alasan lain eksistensialisme penting adalah karena fokusnya pada masalah dasar kehidupan manusia seperti kebebasan, pilihan, kehendak, dan eksistensi serta kematian. Eksistensialisme menantang kita untuk mempertanyakan dan menghadapi realitas eksistensi ini dengan keprihatinan yang mendalam.
7. Penerapan dalam Sastra: Eksistensialisme menjadi penting dalam dunia sastra, terutama melalui karya-karya Camus, Sartre, dan penulis eksistensialis lainnya. Tulisan-tulisan ini menyentuh rasionalitas manusia, eksistensi yang terkendala, rasa kesepian, dan pertanyaan mengenai nilai dan tujuan hidup.
8. Hubungan dengan Agama: Eksistensialisme juga menjadi terkait dengan pertanyaan spiritual dan menghadapi kekosongan keagamaan yang dirasakan oleh banyak orang pada saat itu. Beberapa eksistensialis mengusulkan keyakinan atas Tuhan sebagai pencipta arti hidup, sementara yang lain menegaskan eksistensi manusia yang bebas dari otoritas agama.
9. Pengaruh Psikoanalisis: Pemahaman psikoanalisis, terutama melalui karya Sigmund Freud, berkontribusi pada pemikiran eksistensialis. Konsep-konsep kuat seperti ego, superego, dan kesadaran bawah sadar mempengaruhi cara eksistensialis memandang hambatan batin manusia dan frustasi mendalam yang berakar dalam mereka.
10. Pengaruh Puitika: Eksistensialisme juga menginspirasi gerakan puitik dalam seni dan sastra. Penekanan pada pengalaman individu dan eksistensi manusia menciptakan karya-karya yang mengekspresikan rasa dikendalikan, kebingungan, dan sifat ambivalen kehidupan.
Pertanyaan dan Jawaban Mengenai Alasan eksistensialisme abad ke-20:
1. Apa yang menyebabkan munculnya eksistensialisme pada abad ke-20?
Eksistensialisme muncul sebagai respons terhadap dampak Perang Dunia I dan kehilangan keyakinan pada nilai-nilai tradisional.
2. Bagaimana eksistensialisme berkaitan dengan kebebasan individu?
Eksistensialisme menekankan pentingnya kebebasan individu dalam menciptakan makna hidup mereka sendiri.
3. Apa peran Marxisme dalam munculnya eksistensialisme?
Eksistensialisme muncul sebagai reaksi terhadap dominasi paham Marxisme pada saat itu, menantang pemikiran bahwa kondisi sosial adalah penentu utama kehidupan.
4. Siapa yang mempengaruhi perkembangan eksistensialisme pada abad ke-20?
Albert Camus dan Jean-Paul Sartre adalah dua tokoh utama yang mempengaruhi perkembangan aliran ini melalui karya-karya mereka.
5. Apa yang menjadi fokus utama eksistensialisme?
Pada dasarnya, eksistensialisme fokus pada masalah dasar kehidupan manusia seperti kebebasan, pilihan, eksistensi, hambatan batin, dan kematian.
6. Bagaimana eksistensialisme diterapkan dalam sastra?
Eksistensialisme diterapkan dalam sastra melalui karya-karya seperti “The Stranger” dan “Being and Nothingness,” yang mengekspresikan konsep-konsep eksistensialisme dengan jelas.
7. Bagaimana eksistensialisme berhubungan dengan agama?
Eksistensialisme terkait dengan pertanyaan spiritual dan menghadapi kekosongan keagamaan dengan pendekatan yang berbeda-beda, ada yang masih mencari arti hidup secara agamis dan ada pula yang menekankan eksistensi manusia yang bebas dari otoritas agama.
8. Apa yang mempengaruhi pemikiran eksistensialis?
Pemikiran eksistensialis dipengaruhi oleh konsep-konsep psikoanalisis, seperti ego, superego, dan kesadaran bawah sadar.
9. Bagaimana eksistensialisme mempengaruhi seni dan sastra?
Eksistensialisme menginspirasi gerakan puitik dalam seni dan sastra, yang menekankan pengalaman individu dan ambivalensi kehidupan.
10. Bagaimana eksistensialisme berkontribusi dalam membahas masalah sosial pada abad ke-20?
Eksistensialisme menekankan tanggung jawab individu terhadap tindakan mereka, menantang perilaku sosial dan bertujuan untuk mengubah status quo.