Jenis-jenis kepribadian menurut teori psikologi

Jenis-jenis Kepribadian Menurut Teori Psikologi

Kepribadian adalah salah satu aspek paling menarik dan kompleks dari manusia. Dalam bidang psikologi, kepribadian adalah sekumpulan karakteristik dan ciri-ciri yang membedakan satu individu dari yang lainnya. Psikolog dan peneliti telah mengembangkan berbagai teori untuk memahami dan mengklasifikasikan jenis-jenis kepribadian. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa teori kepribadian yang cukup berpengaruh serta jenis-jenis kepribadian yang diperkenalkan oleh teori-teori tersebut.

1. Teori Tipe Kepribadian oleh Hippocrates dan Galen

Istilah ‘kepribadian’ telah ada sejak zaman kuno, dan salah satu teori kepribadian tertua adalah teori oleh Hippocrates dan Galen. Mereka mengkategorikan kepribadian berdasarkan empat cairan tubuh atau humor, yang mereka percaya mendominasi tubuh manusia. Empat jenis kepribadian ini adalah:

1. Sanguinis: Orang dengan tipe kepribadian ini didominasi oleh darah (sanguin). Mereka cenderung optimistis, aktif, sosial, dan periang. Sanguinis biasanya ekstrovert dan menikmati interaksi sosial.

2. Melancholis: Tipe ini didominasi oleh empedu hitam (melancholia). Orang dengan kepribadian melancholis sering dianggap sebagai pemikir, serius, dan detail-oriented. Mereka bisa menjadi introvert dan rentan terhadap perasaan sedih atau depresif.

3. Koleris: Cairan dominan dalam tipe ini adalah empedu kuning. Orang koleris adalah pemimpin yang alami, tegas, berani, dan seringkali keras kepala. Mereka biasanya sangat tujuan-tujuan dan termotivasi.

4. Phlegmatis: Phlegm atau lendir mendominasi tipe ini. Orang phlegmatis cenderung tenang, damai, santai, dan pemelihara perdamaian. Mereka suka stabilitas dan lebih memilih harmoni dalam hubungan mereka.

2. Teori Psikoanalitik oleh Sigmund Freud

Teori psikoanalitik Sigmund Freud adalah salah satu yang paling berpengaruh dalam psikologi. Freud mengajukan bahwa kepribadian terdiri dari tiga struktur utama: id, ego, dan superego yang terus berinteraksi satu sama lain.

READ  Teori afiliasi dan kebutuhan akan penerimaan sosial

1. Id: Bagian ini adalah reservoir insting primitif dan dorongan biologi yang mencari kepuasan segera tanpa memperhatikan realitas atau moral.

2. Ego: Ego berfungsi sebagai mediator antara id dan superego. Ini bekerja berdasarkan prinsip realitas dan berusaha memenuhi kebutuhan id dengan cara yang realistis dan sosial dapat diterima.

3. Superego: Struktur ini terdiri dari standar moral dan etika yang diajarkan oleh orang tua dan masyarakat. Superego bertujuan mengendalikan impuls id yang mungkin tidak dapat diterima.

Menurut Freud, interaksi terus-menerus antara id, ego, dan superego membentuk kepribadian individu dan perilaku sehari-hari.

3. Teori Perkembangan Psikososial oleh Erik Erikson

Erik Erikson mengembangkan teori perkembangan psikososial yang terdiri dari delapan tahap kehidupan, dari lahir hingga lanjut usia. Setiap tahap melibatkan krisis atau tantangan yang harus diatasi oleh individu untuk berkembang secara sehat. Kepribadian berkembang melalui pemecahan krisis-krisis ini.

1. Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan: Tahap bayi, di mana anak belajar untuk mempercayai atau tidak mempercayai orang di sekitarnya.

2. Otonomi vs. Rasa Malu dan Keraguan: Tahap anak kecil, di mana anak-anak belajar kemandirian atau merasa malu terhadap kegagalan mereka.

3. Inisiatif vs. Rasa Bersalah: Tahap pra-sekolah, di mana anak-anak mulai merencanakan aktivitas dan bereksperimen dengan peran sosial.

4. Industri vs. Rasa Rendah Diri: Tahap sekolah dasar, di mana anak-anak mulai mengevaluasi diri mereka sendiri dan keterampilan mereka dalam rangka belajar dan bekerja.

5. Identitas vs. Kebingungan Identitas: Tahap remaja, di mana individu berusaha menemukan siapa mereka sebenarnya dan apa tujuan hidup mereka.

6. Kedekatan vs. Isolasi: Tahap dewasa muda, yang melibatkan pembentukan hubungan erat dengan orang lain atau merasa terisolasi.

READ  Pengaruh pola asuh orangtua terhadap perkembangan anak

7. Generativitas vs. Stagnasi: Tahap dewasa menengah, di mana individu berusaha meninggalkan warisan atau dampak positif di dunia.

8. Integritas vs. Keputusasaan: Tahap dewasa lanjut yang melibatkan refleksi atas kehidupan dan rasa penyesalan atau puas akan pencapaian mereka.

4. Teori Tipe Kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)

MBTI adalah salah satu metode pengukuran kepribadian yang paling terkenal, berdasarkan teori kepribadian Carl Jung. MBTI mengkategorikan kepribadian ke dalam 16 tipe berdasarkan empat dimensi utama:

1. Ekstroversi (E) vs. Introversi (I): Fokus energi individu, apakah lebih ke arah dunia eksternal (E) atau internal (I).

2. Sensing (S) vs. Intuition (N): Cara individu mempersepsi informasi, apakah melalui fakta konkret (S) atau lebih abstrak dan intuitif (N).

3. Thinking (T) vs. Feeling (F): Dasar pengambilan keputusan, apakah berdasarkan logika dan fakta (T) atau perasaan dan nilai-nilai pribadi (F).

4. Judging (J) vs. Perceiving (P): Preferensi gaya hidup, apakah lebih terstruktur dan terorganisir (J) atau fleksibel dan spontan (P).

Contoh tipe MBTI adalah INFJ, ENTP, ISTJ, dan sebagainya. Setiap kombinasi menghasilkan profil kepribadian yang unik.

5. Teori Lima Besar (Big Five)

Teori Lima Besar adalah kerangka kerja kepribadian yang banyak diterima dalam psikologi modern. Lima faktor ini adalah:

1. Openness (Keterbukaan): Termasuk sifat-sifat seperti imajinatif, kreatif, dan terbuka terhadap ide dan pengalaman baru.

2. Conscientiousness (Kehati-hatian): Menyangkut sifat-sifat seperti ketekunan, organisasi, dan tanggung jawab.

3. Extraversion (Ekstroversi): Termasuk sifat-sifat seperti sosial, energik, dan suka berbicara.

4. Agreeableness (Kesejawatan): Termasuk sifat-sifat seperti keramahan, kepedulian, dan kemurahan hati.

5. Neuroticism (Neurotisme): Termasuk sifat-sifat seperti kecemasan, kepekaan emosional, dan kesedihan.

READ  Gangguan bipolar dan bagaimana mengatasinya

Setiap individu memiliki derajat yang berbeda dari setiap lima faktor ini, sehingga menciptakan kombinasi kepribadian yang beragam.

Kesimpulan

Memahami jenis-jenis kepribadian melalui berbagai teori psikologi membantu kita memahami kompleksitas manusia. Setiap teori menawarkan sudut pandang unik dan alat analisis yang berguna untuk mempelajari perilaku dan karakteristik individu. Dari cairan tubuh kuno hingga faktor-faktor modern seperti dalam teori Lima Besar, semua berperan dalam memperkayakan pengetahuan kita tentang kepribadian manusia. Dengan memahami kepribadian, kita bisa lebih bijaksana dalam interaksi sosial, pengembangan diri, dan bahkan dalam setting profesional.

Tinggalkan komentar