Cara mengukur sifat mekanik logam

Cara Mengukur Sifat Mekanik Logam

Mengukur sifat mekanik logam adalah elemen kunci dalam bidang teknik material dan manufaktur. Hal ini penting untuk menentukan bagaimana suatu logam akan berperilaku di bawah tekanan, beban, dan lingkungan operasional tertentu. Uji mekanik membantu industri memastikan produk logam memiliki kekuatan dan keandalan yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai metode dan teknik yang digunakan untuk mengukur sifat mekanik logam, termasuk uji tarik, uji kekerasan, uji impak, dan uji kelelahan.

Uji Tarik

Uji tarik adalah salah satu metode paling umum digunakan untuk mengukur sifat mekanik logam. Uji ini melibatkan penarikan spesimen logam hingga akhirnya patah. Data yang diperoleh dari uji ini memberikan informasi tentang kekuatan tarik (tensile strength), regangan (strain), serta modulus elastisitas (elastic modulus).

Prosedur Uji Tarik

1. Persiapan Spesimen : Spesimen biasanya berbentuk silinder atau persegi panjang dengan dimensi standar yang ditentukan oleh ASTM (American Society for Testing and Materials) atau ISO (International Organization for Standardization).

2. Pemasangan Spesimen : Spesimen kemudian dipasang dalam mesin uji tarik dengan penjepit di kedua ujungnya.

3. Penarikan Spesimen : Penarikan dilakukan dengan kecepatan konstan hingga spesimen patah. Selama proses ini, mesin uji mencatat gaya yang diterapkan serta perubahan panjang spesimen.

4. Analisis Data : Data yang terkumpul digunakan untuk membuat kurva tegangan-regangan, dari mana nilai kekuatan tarik, kekuatan luluh (yield strength), serta modulus elastisitas dapat ditentukan.

Interpretasi Hasil

– Kekuatan Tarik : Nilai maksimum yang dicapai pada kurva tegangan-regangan. Ini adalah indikasi kekuatan maksimum spesimen sebelum patah.
– Modulus Elastisitas : Kemiringan kurva tegangan-regangan dalam daerah elastis, menunjukkan kekakuan material.
– Regangan pada Patah : Persentase perubahan panjang spesimen pada saat patah terjadi.

READ  Teknik metalurgi dalam pembuatan alat medis

Uji Kekerasan

Uji kekerasan menentukan ketahanan logam terhadap identasi oleh suatu beban. Ada beberapa metode uji kekerasan, termasuk uji Brinell, Vickers, dan Rockwell.

Uji Brinell

Dalam uji Brinell, sebuah bola baja atau karbida ditekan ke permukaan logam dengan beban tertentu. Diameter jejak yang dihasilkan diukur untuk menentukan kekerasan Brinell (BHN).

Uji Vickers

Metode Vickers menggunakan penekan berbentuk piramida berlian. Kedalaman dan luas jejak indentasi diukur untuk menentukan angka kekerasan Vickers (HV).

Uji Rockwell

Metode ini menggunakan indentor berlian atau bola baja, dan angka kekerasan Rockwell diperoleh dari kedalaman indentasi yang dihasilkan. Skala Rockwell berbeda sesuai dengan jenis penetrator dan beban yang digunakan.

Uji Impak

Uji impak mengukur ketangguhan logam atau kemampuannya untuk menyerap energi selama deformasi cepat. Uji paling umum adalah Uji Charpy dan Izod.

Uji Charpy

Dalam uji Charpy, spesimen berbentuk balok dengan alur (V-notch) di tengahnya ditempatkan horizontal dalam mesin uji. Sebuah pendulum dilepaskan dan menabrak spesimen di bagian beralur, mematahkannya. Energi yang diserap oleh spesimen saat patah diukur, memberikan nilai ketangguhan impak.

Uji Izod

Mirip dengan uji Charpy, uji Izod juga menggunakan pendulum. Namun, spesimen diatur vertikal dan alur berada di dekat posisi penjepitan.

Uji Kelelahan

Uji kelelahan mengukur ketahanan logam terhadap kegagalan di bawah siklus beban berulang. Biasanya digunakan untuk mengevaluasi logam dalam kondisi yang meniru aplikasi kehidupan nyata, seperti komponen mesin yang mengalami getaran atau beban siklik.

Prosedur Uji Kelelahan

1. Persiapan Spesimen : Spesimen standar dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

2. Pelepasan Beban : Beban berulang diterapkan pada spesimen. Ini bisa berupa beban tarik, tekan, atau lentur.

READ  Bagaimana logam direkayasa pada tingkat molekuler

3. Pengumpulan Data : Jumlah siklus yang diperlukan untuk menyebabkan kegagalan logam dicatat.

Analisis Hasil

Kurva S-N (Stress-Number of cycles) dibuat yang menunjukkan tegangan versus jumlah siklus hingga patah. Kurva ini digunakan untuk memprediksi masa pakai material di bawah beban siklik.

Kesimpulan

Mengukur sifat mekanik logam adalah proses kritikal yang membantu menentukan kelayakan suatu material dalam aplikasi akhir. Uji tarik, kekerasan, impak, dan kelelahan adalah metode utama yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi sifat-sifat ini. Proses-proses ini tidak hanya membantu dalam pemilihan material yang tepat untuk aplikasi tertentu, tetapi juga memastikan bahwa material tersebut dapat menahan kondisi operasional serta memberikan kinerja yang diharapkan.

Penting untuk mematuhi standar yang telah ditetapkan dalam setiap uji untuk mendapatkan hasil yang akurat dan konsisten. Dengan pemahaman mendalam tentang sifat mekanik logam, insinyur dan ilmuwan dapat lebih baik merancang, mengembangkan, dan menguji produk-produk yang aman, efektif, dan tahan lama.

Tinggalkan komentar