Bahaya memakai behel palsu

Bahaya Memakai Behel Palsu: Mengapa Anda Harus Berhati-hati

Memiliki senyum yang indah dengan deretan gigi yang rapi adalah impian banyak orang. Maka tak heran, banyak yang berbondong-bondong mengunjungi dokter gigi untuk memasang kawat gigi atau behel. Namun, biaya pemasangan behel yang tidak murah sering kali membuat sebagian orang memilih jalan pintas dengan memakai behel palsu. Padahal, tindakan ini sangat tidak dianjurkan karena beragam bahaya yang mengintai di balik pemakaian behel palsu. Artikel ini akan membahas berbagai bahaya tersebut secara mendalam.

1. Risiko Infeksi

Salah satu bahaya utama dari memakai behel palsu adalah risiko infeksi. Behel palsu umumnya tidak dibuat dengan standar kebersihan dan sterilitas yang ketat seperti behel asli yang dipasang oleh dokter gigi. Bahan yang digunakan bisa saja mengandung bakteri atau kuman yang dapat menyebabkan infeksi serius pada mulut dan gusi. Infeksi ini bisa menyebar dan menyebabkan abses (nanah) atau bahkan masalah yang lebih serius seperti periodontitis.

2. Kerusakan Gigi dan Gusi

Behel palsu biasanya tidak dibuat sesuai dengan standar ortodontik yang berlaku. Bahan dan sistem pemasangannya mungkin tidak aman dan malah merusak gigi dan gusi. Kawat atau bracket yang kasar dapat menggesek dan melukai gusi serta jaringan lunak dalam mulut, menyebabkan peradangan dan pendarahan. Pemakaian dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan permanen pada gigi dan gusi, bahkan mengakibatkan gigi goyang atau lepas.

3. Maloklusi (Salah Gigitan)

Behel asli dipasang oleh dokter gigi atau ortodontis yang berpengalaman, dengan perencanaan yang matang berdasarkan kondisi gigi dan rahang pasien. Sebaliknya, behel palsu dipasang tanpa mempertimbangkan kondisi rahang dan posisi gigi. Hal ini bisa menyebabkan maloklusi atau ketidaksejajaran gigi yang semakin parah. Daripada memperbaiki masalah, behel palsu justru bisa menyebabkan gigi menjadi lebih berantakan dan masalah gigitan semakin kompleks.

READ  Jenis-jenis bahan tambalan gigi

4. Risiko Alergi

Bahan yang digunakan dalam pembuatan behel palsu sering kali belum teruji keamanan dan kompatibilitasnya dengan jaringan mulut manusia. Logam atau material lain yang digunakan bisa menyebabkan reaksi alergi bagi beberapa individu. Reaksi alergi ini bisa bervariasi, mulai dari yang ringan seperti iritasi dan gatal, hingga yang berat seperti pembengkakan pada lidah, bibir, atau bahkan tenggorokan yang bisa mengancam keselamatan jiwa.

5. Efek Psikologis

Pemakaian behel palsu sering kali didorong oleh keinginan untuk meniru tren atau memenuhi standar kecantikan tertentu. Namun, jika behel palsu ini justru menyebabkan masalah kesehatan, hal ini dapat berdampak pada kondisi psikologis pemakainya. Rasa nyeri, ketidaknyamanan, dan kondisi gigi yang semakin buruk bisa menurunkan rasa percaya diri serta menimbulkan stres dan kecemasan.

6. Biaya Pengobatan yang Lebih Tinggi

Meskipun behel palsu terlihat murah di awal, namun biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi kerusakan yang ditimbulkan bisa jauh lebih tinggi. Anda mungkin harus mengeluarkan biaya besar untuk perawatan gigi dan mulut yang rusak akibat penggunaan behel palsu. Biaya untuk memperbaiki infeksi, perawatan profesional untuk mengatasi maloklusi, dan prosedur seperti pencabutan gigi yang rusak bisa sangat membengkak.

7. Legalitas dan Tanggung Jawab Hukum

Pemakaian behel palsu umumnya dilakukan oleh individu atau pihak yang tidak memiliki izin atau sertifikasi resmi dalam bidang kesehatan gigi. Hal ini tidak hanya berisiko bagi kesehatan, tetapi juga melanggar hukum. Penggunaan behel palsu dan jasa pemasangannya tanpa izin bisa mengakibatkan masalah hukum bagi pihak yang terlibat. Anda bisa saja terjebak dalam masalah hukum yang rumit jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagaimana Membedakan Behel Asli dan Palsu

READ  Teknik perawatan untuk gigi taring

Memahami perbedaan antara behel asli dan behel palsu sangat penting untuk menghindari bahaya yang telah disebutkan. Behel asli dipasang oleh dokter gigi yang memiliki izin praktik dan menggunakan bahan dengan standar medis yang terjamin keamanannya. Proses pemasangannya dilakukan setelah pemeriksaan menyeluruh dan rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Sebaliknya, behel palsu sering kali dipasang oleh non-profesional yang tidak memiliki izin praktik medis. Bahan yang digunakan biasanya tidak memiliki standar kesehatan yang jelas dan proses pemasangannya tidak memperhatikan kondisi gigi dan rahang pasien. Jika Anda merasa ragu, selalu konsultasikan ke dokter gigi terpercaya sebelum memutuskan untuk memasang behel.

Kesimpulan

Memiliki senyum dan penampilan gigi yang menarik tentu menjadi impian banyak orang. Namun, memilih cara yang aman dan profesional adalah hal yang mutlak. Pemakaian behel palsu tidak hanya berisiko mendatangkan masalah kesehatan serius, tetapi juga bisa merusak kondisi gigi dan mulut dalam jangka panjang. Oleh karena itu, jika Anda ingin merapikan gigi dengan behel, pastikan untuk melakukannya dengan konsultan dokter gigi atau ortodontis yang resmi dan berpengalaman. Hindari behel palsu demi kesehatan dan keselamatan Anda.

Ingatlah bahwa kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan. Jangan biarkan keinginan sesaat mengorbankan masa depan Anda. Pilihlah perawatan gigi yang aman dan terpercaya demi senyum yang tidak hanya indah, tetapi juga sehat.

Tinggalkan komentar